Kamis, 22 November 2012

Mahalnya kuliah kedokteran

IDI Keluhkan Mahalnya Biaya Kuliah Kedokteran Image: corbis.com Image: corbis.com DEPOK – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Fakhrurrozi mengeluhkan mahalnya biaya kuliah fakultas kedokteran. Menurutnya, selama ini terdapat kesenjangan, sehingga yang masuk fakultas kedokteran hanya didominasi orang kaya. Untuk itu, pihaknya meminta agar dalam RUU Pendidikan Tinggi (PT) yang baru bisa dimasukkan klausul tentang biaya kuliah kedokteran dibiayai oleh pemerintah. "Kami dari IDI Depok meminta agar pemerintah bisa membiayai kuliah kedokteran. Tentunya, bagi mereka yang memiliki kemampuan dan kualifikasi tertentu," kata Fakhrurozi kepada wartawan di Balai Kota, kemarin. Fakhrurrozi mengaku, dulu semua masyarakat bisa kuliah kedokteran karena biaya yang terjangkau. Namun, saat ini biaya yang mahal hingga mencapai ratusan juta rupiah mengakibatkan pendidikan kedokteran hanya dinikmati dari kalangan orang mampu. Sebagai solusi, dia meminta agar pemerintah pusat bisa memberikan biaya bagi mahasiswa yang masuk kuliah kedokteran. Pasalnya, saat mereka telah menyelesaikan pendidikan pemerintah bisa dengan mudah menempatkan dokter di sejumlah daerah. "Kalau biaya dari pemerintah, penempatan dokter itu bisa dengan mudah diatur. Karena, biaya pemerintah yang menanggung. Kita lihat, saat ini dokter menyerbu kota-kota besar dan menghindar tugas dari daerah terpencil," tuturnya. Menurutnya, banyaknya dokter yang memilih kota besar karena mereka selama ini telah mengeluarkan biaya tinggi dalam pendidikannya. Berdasarkan ketentuan IDI, perbandingannya satu dokter untuk 2.000 jiwa. Fakhrurrozi menilai, saat ini masih banyak daerah terpencil dan daerah yang masih kekurangan dokter. Dia mencontohkan, Kalimantan, Papua dan daerah pelosok lainnya. "Wajar saja jika dokter banyak memilih praktik di kota besar, karena mereka telah mengeluarkan biaya mahal. Pemerintah agak sulit mengatur penempatan dokter. Apalagi, banyak dokter spesialis atau lainnya tidak memilih menjadi PNS," ungkapnya. Perlu diketahui, biaya masuk perguruan tinggi swasta (PTS) rata–rata mencapai Rp250 juta. Angka ini belum lagi termasuk biaya SPP, praktik dan dihitung per tahun selama masa enam bulan pendidikan. Saat ini di Depok terdapat 1.500 dokter dengan perincian sekira 400 orang merupakan dokter spesialis.

1 komentar: